Seringkali
dalam pengembangan kelembagaan khususnya kelembagaan pertanian di Indonesia
mengalami hambatan dalam berkembang di berbagai tingkatan kelembagaan. Menurut
Syahyuti (2003) berikut ini beberapa
betuk kekeliruan yang selama ini dijumpai dalam pengembangan kelembagaan :
1)
Kelembagaan-kelembagaan
yang dibangun terbatas hanya untuk memperkuat ikatan-ikatan horizontal, namun
lemah dalam ikatan vertikal.
2)
Kelembagaan
dibentuk lebih untuk tujuan distribusi bantuan dan memudahkan tugas kontrol
bagi pelaksana program, bukan untuk peningkatan social capital masyarakat secara mendasar. Tidak mengherankan jika
sebuah kelembagaan akan bubar setelah ditiggalkan pelaksananya.
3)
Struktur
keorganisasian yang dibangun relatif seragam, yang bias.
4)
Meskipun
kelembagaan sudah dibentuk, namun pembinaan yang dijalankan enderung individual
terbatas kepada pengurus dan tokoh-tokoh dengan prinsip ”trickel down effect”,
bukan social learning approach.
5)
Pengembangan
kelembagaan selalu menggunakan jalur struktural dan lemah dari pengambangan
aspek kulturalna. Struktur organisasi dibangun lebih dibangun lebih dahulu,
namun tidak diikuti perkembangan asek kulturalnya (visi, motivasi, semangat,
manajemen, dan lain-lain).
6)
Introduksi
kelembagaan lebih banyak melalui budaya material dibanding non material, atau
merupakan perubahan yang materialistik.
7)
Introduksi
kelembagaan baru telah merusak kelembagaan lokal yang ada sebelumnya, termasuk
merusakkan hubungan-hubungan horizontal yang ada.
8)
Jika
dicermati secara mendalam, pada hakikatnya, pengembangan kelembagaan masih
lebih merupakan jargon politik daripada kenyataan yang riil di lapangan.
9)
Kelembagaan
pendukung untuk tidak dikembangkan dengan baik, karena struktur pembangunan
yang sektoral.
Meski
demikian beberapa hambatan tersebut akan berbeda dari setiap daerah dan tiap
tingkatan. Maka dari itu perlu adanya kesadaran dari kita agar kelembagaan
pertanian di Indonesia tetap berkembang sehingga tercapainya sistem pertanian
berkelanjutan.
Daftar
pustka :
Syahyuti. 2003. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian: Badan Litbang Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar