Kamis, 10 Mei 2018

BENTUK KEKELIRUAN DALAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN

Seringkali dalam pengembangan kelembagaan khususnya kelembagaan pertanian di Indonesia mengalami hambatan dalam berkembang di berbagai tingkatan kelembagaan. Menurut Syahyuti (2003) berikut ini  beberapa betuk kekeliruan yang selama ini dijumpai dalam pengembangan kelembagaan :
1)    Kelembagaan-kelembagaan yang dibangun terbatas hanya untuk memperkuat ikatan-ikatan horizontal, namun lemah dalam ikatan vertikal.
2)    Kelembagaan dibentuk lebih untuk tujuan distribusi bantuan dan memudahkan tugas kontrol bagi pelaksana program, bukan untuk peningkatan social capital masyarakat secara mendasar. Tidak mengherankan jika sebuah kelembagaan akan bubar setelah ditiggalkan pelaksananya.
3)    Struktur keorganisasian yang dibangun relatif seragam, yang bias.
4)    Meskipun kelembagaan sudah dibentuk, namun pembinaan yang dijalankan enderung individual terbatas kepada pengurus dan tokoh-tokoh dengan prinsip ”trickel down effect”, bukan social learning approach.
5)    Pengembangan kelembagaan selalu menggunakan jalur struktural dan lemah dari pengambangan aspek kulturalna. Struktur organisasi dibangun lebih dibangun lebih dahulu, namun tidak diikuti perkembangan asek kulturalnya (visi, motivasi, semangat, manajemen, dan lain-lain).
6)    Introduksi kelembagaan lebih banyak melalui budaya material dibanding non material, atau merupakan perubahan yang materialistik.
7)    Introduksi kelembagaan baru telah merusak kelembagaan lokal yang ada sebelumnya, termasuk merusakkan hubungan-hubungan horizontal yang ada.
8)    Jika dicermati secara mendalam, pada hakikatnya, pengembangan kelembagaan masih lebih merupakan jargon politik daripada kenyataan yang riil di lapangan.
9)    Kelembagaan pendukung untuk tidak dikembangkan dengan baik, karena struktur pembangunan yang sektoral.
Meski demikian beberapa hambatan tersebut akan berbeda dari setiap daerah dan tiap tingkatan. Maka dari itu perlu adanya kesadaran dari kita agar kelembagaan pertanian di Indonesia tetap berkembang sehingga tercapainya sistem pertanian berkelanjutan.


Daftar pustka :

Syahyuti. 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian:  Badan Litbang Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates