Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung. Komoditas ini memiliki kegunaan yang beragam, terutama sebagai bahan baku industri makanan yang kaya protein nabati dan sebagai bahan baku industri pakan ternak. Selain sebagai sumber protein nabati, kedelai merupakan sumber lemak, mineral, dan vitamin serta dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, dan susu. Saat ini, Indonesia termasuk negara produsen kedelai keenam terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Cina, dan India. Namun, produksi kedelai domestik belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat dari waktu ke waktu jauh melampaui peningkatan produksi domestik. Untuk mencukupinya, pemerintah melakukan impor.
kebutuhan kedelai Indonesia pada tahun 2015 mencapai 2,23 juta ton. Upaya peningkatan kedelai baik dari kuantitas maupun kualitas terus diupayakan oleh pemerintah. Di Indonesia sampai saat ini masih terjadi kesenjangan yang sangat lebar antara produksi dan konsumsi kedelai. Produksi kedelai dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan terhadap kedelai di dalam negeri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut, pemerintah melakukan kebijakan impor kedelai. Peningkatan konsumsi kedelai yang terjadi di dalam negeri akan meningkatkan impor kedelai karena produksi kedelai di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kedelai, bahkan produksi kedelai di dalam negeri cenderung turun. Dari total konsumsi masyarakat terhadap kedelai, hanya rata-rata 32 persen saja yang dapat dipenuhi oleh produksi kedelai di dalam negeri, sisanya hampir 68 persen kedelai di impor. Hal ini tentu sangat disayangkan, dengan pangsa pasar yang cukup besar, seharusnya petani dapat meningkatkan produksinya, sehingga impor dapat ditekan. Beberapa rekomendasi kebijakan yang diusulkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas adalah; (1) melaksanakan program ekstensifikasi (perluasan lahan), (2) intensifikasi melalui penyediaan teknologi, bibit unggul dan pupuk, (3) penguatan kelembagaan dan permodalan; (4) system insentif bagi petani kedelai yang layak.
1. Bantuan Pemerintah Kegiatan Ekstensifikasi Kedelai dimanfaatkan untuk:
a. Memperluas areal tanam kedelai untuk meningkatkan luas panen dan
produksi.
b. Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani kedelai.
c. Meringankan beban petani dalam mengeluarkan biaya usaha tani kedelai.
d. Mempercepat peningkatan produksi kedelai untuk mencapai swasembada.
e. Menambah lapangan kerja,meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
2. Program intensifikasi tersebut ditempuh melalui kegiatan penerapan teknologi
Komponen Teknologi Dasar tersebut meliputi:
a. Varietas unggul baru.Varietas unggul baru kedelai berbiji besar yang cocok digunakan adalah Anjasmoro, sebagai bahan baku tempe. Varietas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama atau toleran deraan lingkungan setempat dan dapat juga memiliki sifat khusus tertentu. VUB kedelai antara lain adalah Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, Gepak Kuning, dan Detam. Pemilihan varietas perlu disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan permintaan pengguna.
b. Benih bermutu. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%).
c. Pembuatan saluran drainase. Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup dan tidak menghendaki kelebihan air/tanah becek selama pertumbuhannya.
d. Pengaturan populasi. Pengaturan populasi tanaman berkisar antara 350.000-500.000 tanaman/ha, kebutuhan benih 40-60 kg/ha, bergantung pada ukuran biji. Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antarbaris, 10-15 cm dalam barisan, 2-3 biji per lubang. Pada musim hujan gunakan jarak tanam lebar (populasi sedang), pada musim kemarau gunakan jarak tanam rapat (populasi tinggi). Penanaman benih kedelai pada jarak tanam yang tepat akan menghasilkan populasi tanaman yang optimal bagi upaya peningkatan hasil kedelai.
e. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara terpadu.
Pengendalian hama secara terpadu maupun pengendalian penyakit secara terpadu, serta pengendalian gulma secara terpadu :.
Komponen Teknologi Pilihan
a. Penyiapan lahan. Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kedelai ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat digunakan sebagai mulsa
b. Pemupukan sesuai kebutuhan. Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N2 (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan, perhatikan waktu kadaluwarsa pupuk hayati. PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam menetapkan takaran pupuk dan amelioran.
c. Pemberian bahan organik. Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cair.
d. Amelioran pada lahan kering masam. Penggunaan amelioran ditetapkan berdasarkan tingkat kejenuhan aluminium (Al) tanah dan kandungan bahan organik tanah. Kejenuhan Al memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat kemasaman (pH) tanah.
e. Pengairan pada periode kritis. Periode kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif).
f. Panen dan pascapanen. Panen yang tepat menentukan mutu biji dan benih kedelai. Panen dilakukan jika tanaman sudah masak, atau 95% polong telah berwarna coklat dan daun berwarna kuning.
3. Harga kedelai
Harga juga memegang peranan penting dalam usaha peningkatan produksi petani. Namun pada kenyataanya peningkatan harga kedelai lokal yang terjadi. Tidak dapat meningkatkan produksi petani kedelai. Hal ini disebabkan harga kedelai lokal lebih mahal dibandingkan harga kedelai impor, sehingga kedelai lokal tidak mampu bersaing dengan kedelai impor, akibatnya produksi petani juga tidak mengalami peningkatan. Pengaruh biaya penggunaan benih kedelai terhadap produksi kedelai adalah tidak signifikan dan negatif, apabila biaya penggunaan benih kedelai di Indonesia meningkat maka produksi kedelai akan turun. Maka dengan adanya bantuan benih akan dapat membantu meningkatkan produksi.
4. Pemberdayaan Kelembagaan/Organisasi petani
Melalui pemberdayaan kelembagaa/organisasi ekonomi petani, efisiensi produksi yang dihasilkan oleh adanya manfaat ekonomi petani dapat dicapai, keuntungan usahatani, pendapatan dan kesejahteraan petani, daya saing lokal dan regional terwujud yang semuanya itu merupakan modal dasar daya saing bangsa.
5. Permodalan
Dengan memberikan bantuan pembiayaan untuk pengadaan sarana produksi, akan membantu petani dalam berusahatani kedelai.
Kalau semua itu bisa dipenuhi, lambat laun produksi akan meningkat. Dengan demikian diharapkan impor dapat dicegah.
kebutuhan kedelai Indonesia pada tahun 2015 mencapai 2,23 juta ton. Upaya peningkatan kedelai baik dari kuantitas maupun kualitas terus diupayakan oleh pemerintah. Di Indonesia sampai saat ini masih terjadi kesenjangan yang sangat lebar antara produksi dan konsumsi kedelai. Produksi kedelai dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan terhadap kedelai di dalam negeri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut, pemerintah melakukan kebijakan impor kedelai. Peningkatan konsumsi kedelai yang terjadi di dalam negeri akan meningkatkan impor kedelai karena produksi kedelai di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kedelai, bahkan produksi kedelai di dalam negeri cenderung turun. Dari total konsumsi masyarakat terhadap kedelai, hanya rata-rata 32 persen saja yang dapat dipenuhi oleh produksi kedelai di dalam negeri, sisanya hampir 68 persen kedelai di impor. Hal ini tentu sangat disayangkan, dengan pangsa pasar yang cukup besar, seharusnya petani dapat meningkatkan produksinya, sehingga impor dapat ditekan. Beberapa rekomendasi kebijakan yang diusulkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas adalah; (1) melaksanakan program ekstensifikasi (perluasan lahan), (2) intensifikasi melalui penyediaan teknologi, bibit unggul dan pupuk, (3) penguatan kelembagaan dan permodalan; (4) system insentif bagi petani kedelai yang layak.
1. Bantuan Pemerintah Kegiatan Ekstensifikasi Kedelai dimanfaatkan untuk:
a. Memperluas areal tanam kedelai untuk meningkatkan luas panen dan
produksi.
b. Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani kedelai.
c. Meringankan beban petani dalam mengeluarkan biaya usaha tani kedelai.
d. Mempercepat peningkatan produksi kedelai untuk mencapai swasembada.
e. Menambah lapangan kerja,meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
2. Program intensifikasi tersebut ditempuh melalui kegiatan penerapan teknologi
Komponen Teknologi Dasar tersebut meliputi:
a. Varietas unggul baru.Varietas unggul baru kedelai berbiji besar yang cocok digunakan adalah Anjasmoro, sebagai bahan baku tempe. Varietas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama atau toleran deraan lingkungan setempat dan dapat juga memiliki sifat khusus tertentu. VUB kedelai antara lain adalah Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, Gepak Kuning, dan Detam. Pemilihan varietas perlu disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan permintaan pengguna.
b. Benih bermutu. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%).
c. Pembuatan saluran drainase. Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup dan tidak menghendaki kelebihan air/tanah becek selama pertumbuhannya.
d. Pengaturan populasi. Pengaturan populasi tanaman berkisar antara 350.000-500.000 tanaman/ha, kebutuhan benih 40-60 kg/ha, bergantung pada ukuran biji. Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antarbaris, 10-15 cm dalam barisan, 2-3 biji per lubang. Pada musim hujan gunakan jarak tanam lebar (populasi sedang), pada musim kemarau gunakan jarak tanam rapat (populasi tinggi). Penanaman benih kedelai pada jarak tanam yang tepat akan menghasilkan populasi tanaman yang optimal bagi upaya peningkatan hasil kedelai.
e. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara terpadu.
Pengendalian hama secara terpadu maupun pengendalian penyakit secara terpadu, serta pengendalian gulma secara terpadu :.
Komponen Teknologi Pilihan
a. Penyiapan lahan. Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kedelai ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat digunakan sebagai mulsa
b. Pemupukan sesuai kebutuhan. Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N2 (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan, perhatikan waktu kadaluwarsa pupuk hayati. PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam menetapkan takaran pupuk dan amelioran.
c. Pemberian bahan organik. Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cair.
d. Amelioran pada lahan kering masam. Penggunaan amelioran ditetapkan berdasarkan tingkat kejenuhan aluminium (Al) tanah dan kandungan bahan organik tanah. Kejenuhan Al memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat kemasaman (pH) tanah.
e. Pengairan pada periode kritis. Periode kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif).
f. Panen dan pascapanen. Panen yang tepat menentukan mutu biji dan benih kedelai. Panen dilakukan jika tanaman sudah masak, atau 95% polong telah berwarna coklat dan daun berwarna kuning.
3. Harga kedelai
Harga juga memegang peranan penting dalam usaha peningkatan produksi petani. Namun pada kenyataanya peningkatan harga kedelai lokal yang terjadi. Tidak dapat meningkatkan produksi petani kedelai. Hal ini disebabkan harga kedelai lokal lebih mahal dibandingkan harga kedelai impor, sehingga kedelai lokal tidak mampu bersaing dengan kedelai impor, akibatnya produksi petani juga tidak mengalami peningkatan. Pengaruh biaya penggunaan benih kedelai terhadap produksi kedelai adalah tidak signifikan dan negatif, apabila biaya penggunaan benih kedelai di Indonesia meningkat maka produksi kedelai akan turun. Maka dengan adanya bantuan benih akan dapat membantu meningkatkan produksi.
4. Pemberdayaan Kelembagaan/Organisasi petani
Melalui pemberdayaan kelembagaa/organisasi ekonomi petani, efisiensi produksi yang dihasilkan oleh adanya manfaat ekonomi petani dapat dicapai, keuntungan usahatani, pendapatan dan kesejahteraan petani, daya saing lokal dan regional terwujud yang semuanya itu merupakan modal dasar daya saing bangsa.
5. Permodalan
Dengan memberikan bantuan pembiayaan untuk pengadaan sarana produksi, akan membantu petani dalam berusahatani kedelai.
Kalau semua itu bisa dipenuhi, lambat laun produksi akan meningkat. Dengan demikian diharapkan impor dapat dicegah.
Penyunting: Yulia Tri S
Email: yuliatrisedyowati@yahoo.co.id
Sumber:
1. Petunjuk Teknis Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai APBN-P tahun 2017, Ditjen Tan Pangan
2. Beberapa sumber
Email: yuliatrisedyowati@yahoo.co.id
Sumber:
1. Petunjuk Teknis Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai APBN-P tahun 2017, Ditjen Tan Pangan
2. Beberapa sumber