Jumat, 22 November 2013

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KENTANG DENGAN TANAH ANDOSOL

KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada Kami sehingga Kami berhasil menyelesaikan Makalah  ini yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul “MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KENTANG DENGAN TANAH ANDOSOL”
Makalah ini berisikan tentang bagaimana cara meningkatkan produktifitas tanaman kentang melalui pengolahan lahan yang baik dengan tanah andosol.  Serta pembahasan bagaimana hubungan dari pengolahan tanah dalam budidaya tanaman kentang dengan kualitas umbi kentang dengan acuan literatur-literatur yang ada.
Diharapkan Laporan ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua tentang bagaimana pengolahan tanah yang baik bagi tanaman kentang. Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


                                                                                                Lembang, 12 September 2013

                                                                                                               Penyusun


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................  ii
Daftar Isi ......................................................................................................  iii       
BAB I ; PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang ..................................................................................  1
1.2.      Rumusan Masalah .............................................................................  2
1.3.      Maksud dan Tujuan ..........................................................................  2
1.4.      Hipotesa ............................................................................................  2

BAB II; TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Produktivitas .....................................................................................  3
     2.1.1. Pengertian Produktivitas ................................................................  3
     2.1.2. Macam-macam Produktivitas .........................................................  3
2.2.      Tanaman Kentang .............................................................................  3
     2.2.1. Taksonomi ......................................................................................  3
     2.2.2. Morfologi .......................................................................................  4
2.3.      Tanah Andosol  .................................................................................  5

BAB III; PEMBAHASAN
3.1.      Kelebihan dan Kekurangan Tanah Andosol .....................................  7
     3.1.1. Kelebihan Tanah Andosol ..............................................................  7
     3.1.2. Kekurangan Tanah Andosol ...........................................................  7
3.2.      Pengolahan Tanah dan Persiapan Lahan ...........................................  7
     3.2.1. Pengolahan Tanah ..........................................................................  7
     3.2.2. Pembuatan Bedengan .....................................................................  8
     3.2.3. Pemupukan Dasar ...........................................................................  9
3.3.      Hubungan Pengolahan Tanah Andosol dengan Umbi Kentang …    10

BAB IV; KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.      Kesimpulan .......................................................................................  12
4.2.      Saran .................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................  13
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Kentang (Solanum tuberosum, L) merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai kandungan kalori dan mineral penting bagi kebutuhan manusia. Kentang adalah tanaman pangan utama keempat dunia, setelah gandum, jagung, dan padi. Tingginya nilai gizi menyebabkan banyak diproduksi kentang di berbagai wilayah, termasuk daerah yang kurang produktif.  Produksi kentang di Indonesia telah berkembang dengan pesat dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil terbesar di Asia tenggara. Dari tahun ke tahun luas areal, hasil produksi, dan produktivitas kentang berfluktuasi. Pada tahun 2003 luas panen kentang di Indonesia 65.923 ha, produksi 1.009.979 ton dengan produktivitas 15.32 ton/ha. Produksi kentang menurun menjadi 1.003.732 ton pada tahun 2007, produktivitas naik menjadi 16.09 ton/ha pada luas panen 62 375 ha .
Di Indonesia pada umumnya kentang dibudidayakan di dataran tinggi. Hal tersebut dikarenakan selama pertumbuhan tanaman kentang menghendaki temperatur rata-rata antara 18° C – 21° C dan tampaknya temperatur malam yang dingin lebih penting daripada temperatur yang rendah di siang hari. Hal ini ada kaitannya dengan tuberisasi yang dipacu oleh hari pendek.
Di Indonesia, kentang biasanya ditanam di daerah dataran tinggi. Tanah dataran tinggi yang digunakan untuk budidaya tanaman kentang di Indonesia mayoritas adalah tanah bertipe andosol. Tanah Andosol terbentuk dari pelapukan materi vulkanik dan banyak ditemukan di pegunungan yaitu di daerah gunung api, seperti di Lembang dekat gunung api Tangkuban Parahu. Walau tipe tanah Andosol di indonesia sangat banyak namun masih sedikit dimanfaatkan untuk areal budidaya tanaman kentang.
Untuk evaluasi kesesuaian lahan tanah andosol untuk budidaya tanaman kentang, dibutuhkan pemahaman tertentu mengenai ciri  tanah andosol dan juga cara budidaya tanaman kentang yang benar. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang bagaimana cara budidaya tanaman kentang, terutama dalam hal pengolahan lahan dengan tanah jenis andosol.
1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana keunggulan dan kelemahan tanah Andosol pada budidaya tanaman kentang?
2.      Bagaimana cara mengolah tanah yang baik untuk budidaya tanaman kentang?
3.      Bagaimana hubungan pengolahan tanah jenis andosol dengan produktivitas tanaman kentang ?
1.3.Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini, antara lain :
1.      Mengetahui keunggulan dan kelemahan tanah andosol pada budidaya tanaman kentang
2.      Mengetahui cara pengolahan tanah yang baik untuk tanaman kentang
3.      Mengetahui hubungan pengolahan tanah jenis andosol dengan produktivitas tanaman kentang.
1.4 Hipotesa           
Hipotesa yang kami ambil adalah sbb:
1.      Kelebihan Tanah Andosol adalah berstruktur ringan karena berasal dari sisa abu vulkanik .
2.      Struktur ringan tanah andosol menyebabkan tanahnya mudah akan erosi
3.      Pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan kualitas umbi yang optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produktivitas
2.1.1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman yang sedang diusahakan dengan system pengelolaan tertentu. Produktivitas disebut juga dalam faktor produksi, karena dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang di budidayakan.
2.1.2. Macam – Macam Produktivitas
2.1.2.1. Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah laju penambatan energi cahaya yang dilakukan oleh produsen atau autotrof. Menurut Campbell (2002), produktivitas primer menunjukkan jumlah energy cahaya yag diubah menjadi energi kimia oleh autotrof suatu ekosistem selama periode tertentu.
2.1.2.2. Produktivitas Sekunder
Produktivitas sekunder adalah laju penambatan energi atau penggunaan energi pada hewan dan mikroba yang dilakukan oleh konsumen. Produktivitas sekunder pada dasarnya adalah asimilasi tingkat konsumen.

2.2. Tanaman Kentang
2.2.1. Taksonomi
Divisi        : Spermatophyta
Subdivisi  : Angiospermae
Kelas        : Dicotyledoneae
Ordo         : Tubiflorae
Family      : Solanaceae
Genus       : Solanum
Species     : Solanum tuberosum L.
2.2.2. Morfologi
Tanaman kentang merupakan tanaman  yang tergolong umbi-umbian. Tanaman kentang adalah salah satu contoh tanaman yang menggunakan  perkembangbiakan vegetatif berupa umbi batangfg. Secara morfologi, umbi adalah batang pendek, tebal dan berdaging dengan daun yang berubah menjadi kerak atau belang, berdampingan dengan tunas samping (aksilar) yang biasa dikenal sebagai mata. Proses pembuahan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari rizoma/stolon dan diikuti pembesaran hingga rizoma tersebut membengkak. Bentuk umbi tanaman kentang beragam, mulai  dari bulat, hingga berbentuk lonjong.
Tanaman kentang memiliki daun yang rimbun dan terletak berselang-seling pada batang. Daun tanaman kentang berbentuk oval dengan ujung meruncing dengan tulang daun menyirip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Batang tanaman kentang berbetuk segi empat atau segi lima tergantung varietas kentang, tidak berkayu dan bertekstur sedikit keras. Batangnya bercabang dan di setiap batang ditumbuhi daun yang rimbun. Batang di bawah permukaan tanah (rizoma), umumnya disebut stolon yang berfungsi untuk menimbun dan menyimpan produk fotosintesis dalam umbi yang membengkak di dekat bagian ujung. Berdasarkan beberapa sumber, tanaman kentang ada yang berbunga, ada pula yang tidak. Bunga tanaman kentang bergerombol membentuk tandan simosa, memiliki lima lembar mahkota bunga yang menyatu dengan warna berkisar antar putih hingga merah jambu dan keunguan. Bunga pada tanaman kentang tidak bermadu dan biasanya mengalami penyerbukan silang oleh angin dan oleh serangga.
Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar-akar. Proses pembentukan Umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari rhizome atau stolon, diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak. Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

2.3. Tanah Andosol
Tanah ini disebut juga tubuh tanah pegunungan tinggi, atau tropical brown forest, yang mempunyai ketebalan solum tanah yang agak tebal, yaitu 100-225 cm. berwarna hitam, kelabu, sampai coklat tua, dengan horizon A-nya jelas Nampak dari warna ini. Teksturnya adalah debu, lempung berdebu sampai lempung, sedangkan strukturnya adalah remah.
Tanah Andosol ini sangat subur untuk ditanami dan tanah ini bertekstur gembur hingga menyerupai lempung, bahkan di beberapa wilayah, tanah ini bertekstur debu. Hal ini menjadi salah satu alasan petani menyukai tanah Andosol ini. Tanah ini mudah saat diolah. Mudah untuk  saat dicangkul dan salah satu kelebihannya memiliki pori-pori tanah sehingga sirkulasi udara mudah masuk kedalam akar-akar tanaman. Sehingga tanaman yang ditanami memiliki kemungkinan panen yang lebih tinggi karena tumbuhan tersebut memiliki pasokan udara yang cukup. Tanah Andosol ini biasanya digunakan sebagai lahan perkebunan untuk menanam tanaman seperti the, kopi, pinus, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan tanah ini memiliki unsur hara sedang hingga rendah (N,P, dan K). Selain sebagai lahan perkebunan, tanah Andosol ini juga dapat dipakai sebagai lahan pertanian, biasanya dimanfaatkan untuk sawah, sayur-sayur, bunga potong, dan juga palawija.

 Bahan induknya abu vulkanik atau tuf vulkan. Oleh sebab itu kandungan unsure hara tanamannya adalah sedang sampai tinggi dengan kandungan nitrogen khususnya biasanya tinggi. Kandungan organiknya umumnya tinggi sekali, yaitu antara 11-20%. Akan tetapi tanah ini sangat peka terhadap erosi. Dibalik kelebihannya ini,, tentunya memiliki kekurangan tersendiri.

Senin, 04 November 2013

Karya Tulis Ilmiah Sederhana "PENGARUH LARUTAN SEGAR DINGIN TERHADAP BUAH APEL"

BAB I
PENDAHULUAN
   A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia tidak lepas dengan adanya perubahan, setiap kali ditemukan hal-hal baru guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari teknologi komunikasi, transportasi, pertanian, hingga dalam hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya yang disbut inovasi baru.
Disini kami telah memikirkan suatu hal yang ingin dikembangkan lagi dengan melakukan suatu kegiatan, yaitu dengan melakukan sebuah penelitian sederhana. Penelitian yang kami lakukan yaitu meneliti bagaimana pengaruh larutan segar dingin terhadap daging buah apel yang telah di kupas.
Hal ini didasari akan mengingat bahwa daging buah apel yang bila sudah di kupas dan di biarkan terlalu lama akan menjadi berubah warna dan tidak terlihat segar lagi sehingga orang-orang enggan untuk memakannya.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah kami dengan melakukan sebuah penelitian sederhana berdasarkan studi dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Dalam Karya Ilmiah ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah ini.
  
B.    RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tadi, tentunya kita mendapat beberapa pertanyaan,
Apa pengaruh segar dingin terhadap Apel?
Bagaimana larutan segar dingin dapat mempengaruhi terhadap buah apel?
Kandungan apa saja dalam larutan segar dingin dan buah Apel tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak pembahasan-pembahasan yang ada.

 C.     TUJUAN PENELITIAN
“Mengetahui pengaruh larutan Segar Dingin terhadap perubahaan daging buah Apel”
  
D.    HIPOTESIS
Hipotesis yang kami ambil adalah pengaruh dari kandungan larutan segar dinginlah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada Apel.


BAB II
PEMBAHASAN
1.     Bahan Dan Metode
1.1         Alat dan Bahan
Alat:
1.          Pisau
2.          1 Mangkuk Kecil
3.          1 Sendok
4.          1 gelas
Bahan:
1.          1 Buah Apel
2.          Segar dingin
3.          Air mineral

1.2         Metode:
a)         Siapkan alat dan bahan.
b)         Larutkan segar dingin dengan air mineral pada gelas yang telah di sediakan.
c)          Belah buah Apel menjadi dua bagian (bagian A & B)  dengan menggunakan pisau.
d)         Pindahkan larutan segar dingin dari gelas ke mangkuk kecil.
e)         Masukan apel bagian B pada larutan segar dinginyang berada di mangkuk kecil.
f)          Rendam Apel B selama ± 5 menit.
g)         Sementara itu, Apel bagian A didiamkan saja.
h)         Setelah 5 menit, angkat apel B dari mangkuk
i)           Lalu, kedua bagian Apel tersebut di diamkan selama 15-30 menit
j)           Bandingkan perbedaannya!

  

2.     Hasil
Dari percobaan di atas, di dapatkan hasil sebagai berikut:
v  Menit Pertama
Belum terjadi perubahan pada kedua bagian apel.
v  Menit Kedua
Apel bagian A mulai terjadi perubahan warna, sementara Apel bagian B masih berwarna putih bersih.
v  Menit Ketiga – Kelima
Apel bagian A mulai mengalami perubahan warna danging yang menjadi berwarna kekuning-kuningan dan Apel bagian B masih tetap berwarna putih bersih.
v  Menit Keenam – Kesepuluh
Pada daerah dekat biji Apel A mulai berubah warna dari warna kekuning-kuningan menjadi warna kecoklatan, apel B pun demikian pada bagian biji mulai berwarna kuning tetapi belum berwarna coklat.
v  Menit Kesebelas – Kelima belas
Apel A bagian tengahnya yang berwarna kecooklatan diikuti dengan bagian lainnya (daging buah apel). Apel B bagian daerah biji mulai berwarna kecoklaan muda sementara bagian lannya masih berwarna putih.
v  Menit Keenambelas – Keduapuluh
Apel A semakin berwarna kecoklatan terutama bagian tengah apel. Sementara Apel B masih sama kondisinya dengan menit sebelumnya.
v  Menit Kedua puluh satu – Ketiga puluh
Apel A semakin berwana kecoklatan dan mulai berkeriput. Apel bagian B mulai agak kekuning-kuningan pada bagian daging buah.



KENAMPAKAN HASIL PENELITIAN







3.     PEMBAHASAN DAN DASAR TEORI
Dari data hasil pengamatan tadi kita dapat meilhat dan mengetahui perbedaan – perbedaan pada kedua apel pada setiap menitnya. Pada Apel B lebih awet kesegarannya karena sebelumnya telah melakukan proses perendaman di dalam larutan segar dingin terlebih dahulu. Berbeda dengan apel A yang lebih cepat kusam dan tidak segar.
Mengapa terjadi demikian?
Ternyata di dalam larutan segar dingin terdapat beberapa kandungan yang salah satunya adalah adanya vitaminC 500mg yang tertera pada kemasannya. Keberadaan vitamin C itu lah yang menyebabkan apel B menjadi lebih awet.
Pencoklatan pada buah Apel dan buah lainnya seperti pir, salak dan juga kentang setelah di kupas, disebabkan oleh pengaruh aktifitas enzim Polypenol oxidase (PPO) yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon.
O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat. Peristiwa ini disebut dengan Reaksi Redox.
Apel B sebelumnya di rendam dulu pada larutan segar dingin, itu berarti mendapat kandungan vitaminC. Hal tersebut menyebabkan tidak aktifnya/menonaktifkan enzim penyebab kecoklatan itu.




BAB III
KESIMPULAN
a.     KESIMPULAN
Jadi, dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan, Apel A lebih cepat mengalami perubahan warna pada dagingnya dibandingkan apel B yang lebi tahan lama dari perubahan warna. Hal tersebut disebaban karena apel B sebelumnya telah direndam dalam larutan segar dingin yang mengandung Vitamin C. sementara Apel A yang tidak di beri apa-apa lebih cepat mengalami peerubahan warna yang disebabkan oleh Reaksi Paradoks.
Dengan demikian, Vitamin C sangat berpengaruh dalam perubahan warna daging buah apel.

b.     SARAN
Dari hasil percobaaan tadi, kiat dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, semisal kita telah mengupas kulit apel tetapi masih ada sisa, maka kita bisa menambahkan vitamin dalam potongan apel tersebut guna menghindari kekusaman pada apel.



DAFTAR PUSTAKA
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080809043523AA6aW89


Karya Ilmiah pertama ane nih guys! mohon dimaklum kalo banyak kekurangan :D

Jumat, 11 Oktober 2013

MAKALAH TRAKTOR PERTANIAN RODA 2

TRAKTOR PERTANIAN
RODA DUA

A.    DEFINISI
Kendaraan yg dijalankan dengan motor diesel, dipakai untuk menarik benda yg berat atau membajak tanah.
B.     SEJARAH
1856 di Inggris      : sinonim dari motor traksi
1890 di USA          : dikenal untuk mesin uap traksi
1906                      : pada motor bakar internal istilah traktor diiklankan di pasaran
1920                      : traktor pertanian berkembang dlm hal tenaga dan effesiensinya dan ditemukannya mekanisme untuk meningkatkan kegunaan traktor dengan ditemukannya sistem PTO
1950                      : penggunaan sistem penyambungan & penggandengan secara resmi dilakukan
1960-an                 : berkembang sistem hidrolik yg terdapat pada stir, rem dan pertukaran gigi traktor

C.    KLASIFIKASI TRAKTOR TANGAN
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-   lain.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berbahan bakar Solar
2. Traktor tangan berbahan bakar bensin
3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp

Catatan :
Traktor dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah biasanya berukuran kurang dari 7 hp. Jenis motor yang paling banyak digunakan traktor tangan di Indonesia adalah motor berbahan bakar solar.

D.    BAGIAN-BAGIAN TRAKTOR RODA DUA
Bagian-bagian utama dari traktor tangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Keterangan:
1. As (poros) roda
2. Tuas kopling kemudi belok kanan
3. Stang kemudi
4. Tuas gas
5. Kemudi pembantu
6. Tuas persneleng utama
7. Tuas kopling utama
8. Tuas persneleng cepat lambat
9. Tuas penyangga depan
10. Gantungan pisasu rotary
11. Pully penegang
12. Penyangga depan
13. Kerangka
14. Pemberat depan
15. Pully mesin
16. V-belt
17. Pully utama
18. Penutup V-belt
19. Gear box (rumah persneleng)
20. Tutup kotak peralatan
21. Tombol lampu dan bel
22. Tuas kopling kemudi belok kiri
23. Tuas persneling mesin rotari
24. Ban
 
                                              
Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
·      Tenaga penggerak motor.
·      Kerangka dan transmisi (penerus tenaga).
·      Tuas kendali.
1.      Tenaga penggerak motor.
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder.
Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel. Penggunaan motor diesel umumnya lebih murah baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal
2.      Kerangka dan transmisi (penerus tenaga)
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.
Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.

3.      Tuas kendali/kontrol
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional
banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas.
Tuas kendali yang sering ada pada traktor tangan adalah sebagai berikut:
a. Tuas perseneleng utama
b. Tuas perseneleng cepat lambat
c. Tuas kopling utama
d. Tuas persneleng mesin rotary
e. Tuas persneleng kemudi
f. Stang kemudi dan kemudi pembantu
g. Tuas gas
i. Tuas penyangga depan
E.     Menghidupkan Traktor Roda Dua
Berikut ini adalah cara menghidupkan traktor roda dua :
a. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan.
b. Untuk keamanan, semua tuas perseneleng pada posisi netral.
c. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
d. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran.
e. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol diputar.
g. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
h. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
i. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring.
j. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner
k. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik
l. Traktor siap untuk dioperasikan

F.     Mematikan Traktor Roda Dua
Setelah digunakan, maka Traktor harus dimatikan, beriktu cara mematikan traktor roda dua :
a).  Lepaskan beban motor
b). Kecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit.
c). Geser tuas gas pada posisi “stop”, hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
d). Tutup kran bahan bakar


 
Blogger Templates