Dewasa ini sedang budidaya tanaman secara hidroponik sedang
gencar-gencarnya diberlakukan sebagai pengganti pertanian secara konvensional. Mengingat
keterbatasan lahan menyebabkan diperlukan alternative lain dalam budidaya
pertanian. Salah satu upayanya dalah budidaya tanaman secara hidroponik.
Lalu apa itu hidroponik?
Sementara menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Hidroponik adalah budidaya
menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih
sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang
memiliki pasokan air yang terbatas.”
Jenis-jenis Hidroponik adalah sebagai berikut :
1.
AEROPONIK
Aeroponik
merupakan salah satu cara budidaya tanaman hidroponik. Cara ini belum
sefamiliar cara-cara hidroponik lainnya (seperti cara tetes, NFT – Nutrient
Film Technique). Kalau dilihat dari kata-kata penyusunnya, yaitu terdiri dari
Aero + Phonic. Aero berarti udara, phonik artinya cara budidaya, arti secara
harafiah cara bercocok tanam di udara, atau bercocok tanam dengan system
pengkabutan, dimana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media (misalkan
tanah), dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying ke akarnya.
Sejarah ditemukannya cara ini berawal dari penemuan cara hidroponik.
Selanjutnya dikembangkanlah system aeroponik pertama kali oleh Dr. Franco
Massantini di University of Pia, Italia. Di Indonesia, perintis aeroponik
secara komersial adalah Amazing Farm pada tahun 1998 di Lembang (Bandung).
2.
NFT
(NUTRIEN FILM TECHNIQUE)
Konsep
dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh
pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan
polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi
yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam
larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal
sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi
dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih
bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.
3.
FERTIGRASI
Sistem
Fertigasi ialah salah satu dari metode hidroponik. Fertigasi adalah teknik
aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Sesuai dengan pengertian fertigasi
sendiri yang merupakan singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi.
Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi,
karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain adalah
peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah
sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya
nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan
nitrogen akibat perubahan menjadi gas).
4.
WICK SYSTEM
Cara
yang paling sederhana berhidroponik adalah menggunakan sistem sumbu atau Wick
System, teknik ini memanfaatkan gaya kapilaritas pada sumbu untuk
mengantarkan air dan nutrisi ke akar tanaman, sehingga akar dapat menyerap
unsur-unsur hara yang disediakan.
gambar : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar